December 28, 2008

Tatapmu

tak mau lagi ku menunda
datang bersimpuh

Untuk Sebuah Rumah

masih kulihat senyum di hatimu
meski dingin diluar sana
membuatku menggigil
dan enggan beranjak

December 25, 2008

Telah Ada

tak perlu repot
merajut hari yang belum tiba
menelusur bayang yang tak tampak
sebab telah kulihat
bintang menari

Kado Natal

segala kesah yang tersimpan
tak mampu lagi berarti
sebab telah terbuka
sebuah arti

December 18, 2008

Tidur

memejam mata
menutur segala lelah
yang berkarat di raga,
menyelip semai bunga
dalam gelap mimpi
sampai kau tersadar
untuk mengecap kembali
waktu yang berlari

December 16, 2008

Escapar

ke rumput hijau
langkahku berlari
menahan sengat angin
bergulung gulung
membaringkan lelah
di bahu awan

beriring tangan
yang menuntunku
menuju ujung gunung

December 15, 2008

Laju

kadang merapat
tiba tiba melesat jauh
lalu terkena angin barat
membuatnya melimbung
bagai tak berdaya

waktunya membuang sauh
menimba kesabaran
kemudian melaju
meminang janji

Musim

genderang masih bertalu
walau tak segemuruh waktu yang lalu
entah apa yang membuatnya begitu
yang jelas aku masih butuh ketekunan
untuk memperoleh sesuatu
setelah menabur segala sesuatu

December 7, 2008

Kembali

sesaat,
dalam hiruk pikuk hujan
dan gemerisik tanah basah
kembali ku terjaga dalam rindu

tak hirau dingin telah memeluk kemarau
tenggelam dalam tangis langit
terus menunggu kabar dari surga

November 17, 2008

Penting

begitu ingin
kudengar peluh
terucap
dihati
mu
ku

Lagi

: 080108

bukanlah katalis
menemanimu bermain
rasa baru, sampai terlalu
letih kau merasai
membuang sakit serupa
tak berarti menikamku

cahaya, aku mengalir
tajam mewarnai langit
menutup erat bukumu
serupa tak peduli

November 14, 2008

Angan Pagi

angan pagi mulai bertiup
menghamburkan dedaunan rindu
yang berguguran diterpa hari

segera kubingkai dalam doa pagi
agar tak lenyap digerus hujan

Lepaskan

gerhanamu masih terpaku
mencoba menyeret dingin diam-diam
padahal harimu sudah berlalu
telah kukebas serupa bayang
lalu terlindas hangat rembulan

November 10, 2008

Menanti Kata

kau melayang ringan di udara
lalu terpekur dalam seribu tulisan

sedang ku disini menunggumu
menanti langitmu membuka cakrawala
menyiram kasih di setiap tumbuhan kata
membawa pesan dari surga ku

Mencuri Suasana

mari menulis sepenggal rasa
yang berdiang di sudut hari,
tersapu pasang keramaian laku
serta segala upaya menempuh asa
sampai terlupa mencuri suasana

October 31, 2008

Seratus Cara

: Ruang Runding Steven

perlukah mengarung seratus langkah
hanya demi serimbun keindahan
dan jika telah sampai di teduhnya
masihkah kita menerawang pada setapak lain

tak lebih dari menutup mata
lalu berlayar bersama seratus kata
tanpa terganti dengan seribu cara

Takut

tanpa permisi menerobos masuk
menyelam dalam gelap nan pekat
menyeruak dalam setiap nafas
lalu mencengkramnya kuat,
erat

dan lalu gelisah menyapa
seperti tak mau pergi
: untuk sesaat
sampai ku lepas segala takut
dalam jalan panjang yang lapang

October 30, 2008

Romansa

musim yang berganti
berpadu dalam senyum
di sepanjang hari

menata kota dengan
desir yang mengalun
memuatnya dalam keteduhan
dan memberi makna
pada setiap cerita

October 28, 2008

Kelu

segenap resahku kelu
terurai dalam serpihan waktu,
melarut di keheningan hati
yang berangsur membiru
untuk menyapa babak baru

October 22, 2008

Ku

: Yoni Tanjones

termenung ku menyusuri selasarku yang sepi
menyantapi ilalang dan perdu diladangku
masih setia bergumul di jembatan titianku

sampai menyadarku
hanya ada aku?

Luka

kemana gerangan seluruh luka
yang terbingkai di ruang malam
menatapkan pedihnya di ujung mata

semilir angin telah mengajaknya pergi
terberai dalam tawa yang murni

sekejap melayu tersapu kata
menjelma jawab bagi segala gulana

October 18, 2008

Sahabat

bukan kau atau aku
yang jadi penjaga taman hidup

adalah kerabat yang tak malu bertanya
ketika mata kayu beralih membatu
mencongkelnya hingga terlepas resah
mengukirnya menjadi sejarah lampau

tak perlu merangkai tubuhmu
menjadi pagar bagi taman hati
karena pagi akan terus berganti
dan sejenak mentari tergusur pergi

biarkan saja bertumbuh dan bersemayam
saat pintu selalu terbuka seperti semestinya
meniup sejuk bagi hiruk pikuk dunia
membias mentari yang menerobos masuk

October 17, 2008

Asa

mengapa musim bak enggan bergegas
masih menuang tiga rasa dalam asa
bila kapankah tulip akan merekah
dan saat ia tersenyum berbinar
siapa akan berada disana

October 13, 2008

Kemana

aku ingin tau
kemana rindu
membawaku pergi

Kapan Datang

: Verliyantina

aku tak pernah bilang
patung membuat ia datang

aku pernah bilang
ragu tak membuat ia datang

apa yang ku bilang
kapan ia datang

October 12, 2008

Jarang Romantis

: Steven Kurniawan

puisimu jarang romantis
tapi terkadang mengiringku
menyelam dalam telaga kata
terbang melampau dinding rasa
seperti sunyi yang terpendam
di sapaan warna

Kapan

kita tak selalu tahu
kapan waktu tiba
menetap di relung kita

October 11, 2008

Chiddeqel

mengarus deras di firdaus
melintas masa dan warsa
disisimu ia melihat
memahami juga mendapati
bayang pencarian manusia
demi masa yang belum genap

* chiddeqel adalah sungai yang mengalir daratan timur tengah

October 8, 2008

Badai Jangmi

panas enggan berlalu
meski tersela dirus hujan
teriknya masih saja meraja
tak peduli resah bagi yang dilanda

semoga kau cukup tahu diri
menyingkir dari pulau ini
tanpa perlu menunggu lagi

Waktu Kopi

seruput kecil dalam seduhan
mengalir manis pahit rasa
teriring segenap waktu yang bicara
tentang lebih kurang kepribadian
yang tergali sedalam bincang kita

a coffee time with chiLa

October 5, 2008

Berharap Dirimu

nada terangkai menunjuk sebuah pesan
kaukah gerangan didalamnya?
sapa hangatkah yang bergelora?

tak apalah jika ternyata bukan
selalu ada masa dikepungan rindu

October 4, 2008

Cari Waktu

mengapa kau sibuk mencari waktumu
mungkin terselip di saku celanamu
, tersembunyi di belakang telingamu
, meleleh di deras keringatmu

ketika ku disini menunggui waktumu
merenungi sebuah janji di arus seribu waktu

Lari Berpacu

ku ingin lari berpacu
menumpah segala rasa
dalam peluh dan lelah

membias waktu berkelebat cepat
hingga kau tiba di masaku
atau ku tiba di masamu?

September 30, 2008

Destiny

dibelakang rangkaian hari
diserpihan masa
dipusaran kepuasan
ku telusuri jejakmu

menemukan jalur yang terbuka
setapak yang mengukir destinyku

September 27, 2008

September 25, 2008

Membiru

air itu tak meretas
dari hati yang membiru
mendengar kabar salah arti

ingin kubercerita
tentang sisipan hati
yang merindu pada siluet

Temanku

: AT

maaf adalah setulus kata
terkait pada ujung hati
saat memupuk harap
pada yang tak kau tahu pasti

Tarian Pagi

hari masih lelap
ketika kubuka pintu pagi
menepuk semangat yang masih tidur

bersegeralah menari pagi
menyalakan lampu kota
mengayuh laju perahuku
menjarah mahkotaku

September 24, 2008

Terbuai

lelap terayun dalam buaian
tatapan sayu rembulan
seperti sejuk yang menyapa
ketika angin membelai mesra
seperti kusadari kau disini selalu

Di Pintumu

bagaimana bisa
kau artikan segala keluh
tak terucap
kau kirimkan setampuk suka
di genggaman
tepat di pintumu

September 23, 2008

Menemukanmu

tak lama aku terdiam
tenggelam menemukanmu
dilarung canda
yang tak perlu

Mata Langit

tak berkedip
pun bagi sebuah hati
yang terlempar

menetap untuk
melepas maaf
memeluk cinta

September 22, 2008

Hilang Kembali

melenyap malam dalam nurani
terburu buru pergi tanpa tersadari
ah, ku tak ingin hilang dan kembali
hanya demi saat yang terhilang

sepasti rinduku padamu
sepenuh hati berdiri
tanpa peduli malam

September 18, 2008

Masa Depan

dimana dirimu
bersembunyi diantara masa
atau bayang imaji

semua mengejarmu
tanpa tahu dimana
kau akan menyapa

nyata bagiku
kau berdiang disini
dalam genggam erat tangan

tak perlu menunggu
hari esok
untuk hari ini

September 9, 2008

Selubung

bukan maksudku
meragukan sapamu yang hangat
menanyakan diammu yang sepi
tak juga terlalu berarti
hanya tergelitik tanya
apa yang tersembunyi
di balik tirai persahabatan kalian

Senyum Tengah Hari

diantara angin yang menyeru
aku menatapmu
tetap saja kutemukan
seterang bintang di matamu
membuatku manis tersenyum
di tengah hari
penuh arti

September 3, 2008

Silih Musim

dan langit merubah warnanya
merah hijau kelabu
hingga hitam biru merona

sampai kita terbangun
dari seribu ragu yang melanda

lalu tersenyumlah kita
kepada semi bunga
di taman masa

August 27, 2008

Lemari Tua

menimbun warna dalam sesak
menumpuk kenang tak berarti

tiba saatmu menghela napas
mengosong diri
menyongsong warna baru

August 23, 2008

Bintang

adalah cahaya yang menolak pudar
ditengah hutan hitam kelabu

August 22, 2008

Puasa

bulan masih bulat
saat dunia mulai melambat
bersama langkah yang terasa berat

masa ini baru tiba
menahan segala rasa
merasai lapar segala suasana

August 6, 2008

Pesta Bintang

pesta telah usai
berisik bangku kembali dilipat
beriring letih bertalu-talu

pulang membawa cerita
juga hati yang tersimpan rapi
bagi beribu raut kehidupan
yang singgah di pesta ini

kamulah yang terkasih
di mata sang kekasih

July 30, 2008

Cerita Tentang Kita

jika laut bergelora hangat
aku ingin menyelam ke sela hatimu
bercerita tentang langkah matahari
menyambut bulan di ujung langit

dan di temaram danau bulan
kita bercanda tentang burung gereja
yang meriuh di ranting beringin
beriring bersama langkah kaki

July 29, 2008

Pembaringan

di antar senja yang membisu
ku terbaring menatap jeda
di antara dingin dan bersemi

July 28, 2008

Tanpa Ragu

ku ingin terbang
mengebas debu
yang memerih
di pelupuk

Di Ujung Rindu

di ujung rindu
aku berlari

menyambut pagi
tersaput kabut

Hati Hati

: Theo Guardian Man

seribu panah tersembur
meluncur tajam dalam deru
menggelayut pada angin malam

benteng tak pernah ku rangkai
menahan serangan segala rupa
bersemayam dalam kerendahan

July 27, 2008

Menutup Pintu

masih
tercenung memandang
tamu tak diundang bergegas
memudar bersama bayang

segeralah
ia menutup pintu
benteng dari segala luka
yang datang menyergap

July 20, 2008

Atau

ingin kupeluk sekuntum bintang
yang kau bawa dalam rinai asamu

ingin ku kemas dalam peti abu

bersama lelah yang mendera

July 17, 2008

Rasa

haruskah aku menamaimu

di rimbun hutan hati
di peluk hangat tawa
di sela berjuta suara

July 13, 2008

Perjumpaan Kedua

: Tjendiana

tersenyumlah senja
saat ku berjabat denganmu
membaca jelujur lekuk telapakmu
bersua dengan cahaya kemurahanmu
bersentuhan dengan hatimu yang merunduk

July 9, 2008

Bolehkah Aku Meminta

mereka tiba dan berlalu
tanpa peduli rasa
yang tertinggal
dalam hati

bolehkah aku meminta
: jangan lalu sesukamu

July 3, 2008

Dan Kau pun Tersenyum

pernah
ku melihatmu
tanpa benar menatapmu

masih
terasa asing di jiwa
seperti sepi

kini
ku menatapmu lekat
tanpa mau lepas

dan
kau pun tersenyum

kepadaku

July 1, 2008

NACO (No Action Cry Only)

: the blue blur man

lelah ku membaca
sedih tak berujung
tangis tak reda
sunyi tak bertepi

muak ku menatapmu
menangisi jiwa
menuding dunia
mengusik ku

June 30, 2008

The Blue Blur Man

walk in the shadow
hoping for a light
wondering how’s
life worth living

June 27, 2008

It's A Rain

di sela masa kau hadir
menabur jejak di jalan bumi
membentuk rona sejuk di mata hati


dan akupun melukis senyum
menyambutmu

June 26, 2008

Putih Hitam Coklat

sebungkus coklat
di antara denting piano
dan menarilah di tengah hari
bersama rasa yang tak mau pergi


-------
Makasih ya Ted ^_^

Bintang di Matamu

kubuka jendela pagi
dan menatap bintang di matamu

Di Dekapmu

dan rasa itu beringsut pergi
meluruh di dekapmu

June 25, 2008

Mencekam

gemuruh di dada
bagai palu bertalu-talu
merenggut segala rasa
beradu menusuk jiwa
berlomba merebut asa

aku berdiri mengusir pekat
di tengah malam kalut
dengan perisai terpasang
dan pedang tergenggam
untuk sebuah kemenangan

June 24, 2008

Setapak

kita tak pernah tahu
kapan sebuah rencana terlahir
dan menjadi setapak
di padang kehidupan

Gadis Pembawa Berita

: Fani Marlina

apa kabar berita baru
seperti biasa kau sapa matahari
seperti tak lupa bertukar sapa kepada burung

sang burung sedang puasa berkicau
mendadak kelu di ujung paruh
menunggu teduh di taman jiwa

-------
miss you sis..
cepat sembuh ya ^_^

Damai

terasa dekat, begitu merapat
mendapati mu disisi ku

kembali terulang sungguh
cintamu tak mau gagal untukku

----------
thanks for the love, that never fail

June 20, 2008

Overwhelm

sky is cheerful
the moon is so calm
when star starts singing
a lullaby in my heart

June 19, 2008

Langit Hari Ini

hari ini bukanlah kemarin
sekejap saja langit merona
tak lagi kelabu berdiri kaku

mendadak hujan terjatuh ringan
mengalun manis bersama sinar sang bulan
kemudian berlomba menyemai kebun hati

aku pun tersenyum
kepada langit hari

Masih

masih menunggumu di tepi hari
pun bergeming dilanda derap hari

-------
“I’m waiting for u, Line”

June 18, 2008

Cinta Sejati

Aku mencintaimu
lalu kau bertanya, kenapa?
karena
aku menyimpanmu di hatiku

Aku mencintaimu
sekali lagi kau bertanya, kenapa?
karena
aku tak kan lupa mengingatmu

Aku memberi berkatku untukmu
kembali kau bertanya, kenapa?
karena
hanya yang terbaik yang kuinginkan untukmu

Aku mencintaimu
dan kalau kau bertanya, kenapa?
karena
tak pernah bisa aku tak mencintaimu

Masih Malam

bulan di langit seperti penjaga
melindungi malam dari seribu pencuri
tak pernah lelah bersinar teduh
demi sebuah janji yang tak pernah berlalu

Kesan

: Teddy SLW

1/
di tengah air dan batu
terulur
menopang

2/
di sudut jalan
menunggu
sebuah pintu

3/
di pinggir malam
berburu
kursi


-------
Thank you for your help

really appreciate it ^_^

June 4, 2008

Surat Cinta

lebih sekedar kata
berkata tentang segenap cinta
bersemayam di ruang hati
bergelora di langkah kaki

May 29, 2008

Memulih

tutur kata tak lagi mampu
membaca diri setiap ku jatuh
dalam dekap hadirmu

asaku kembali memulih
seiras kata tanpa terpahami
hanya seruan menggali jiwa

bertepi pada rindu selalu
di sisimu

May 27, 2008

Tetap Saja

luka itu tertoreh tanpa kau mau

tetap saja terasa sakit
padahal perih itu telah mengenalmu
masih saja kau berikan padaku
padahal hutan ketakutanku telah kau jelajahi

tak kucoba melempar salah untukmu
hanya berkata, cepatlah sembuh hatiku
melelehlah dari dingin yang ngilu

-------
8127-818

May 25, 2008

Selamat Pagi

pagi masih malu melawan kelam
tak perlu ku bersilang sedan
ini hari baru terlahir bersama takdir
menyapa manis bersama cahaya
melonjak riang bersama citamu dalamku

May 24, 2008

Aaaaaaaaaaa

ku membebas semua rasa
melepas setiap gundah
membaur bersama angin
yang terbang lalu

lalu lupa akan gundah

Berkaca pada Hati

aku tak lepas dari kebingungan
menjeratku dalam rupa kebimbangan
tak tahu pasti apa yang kau mau

terlalu sembunyi rasamu dariku
hanya sebuah pesan dari temanmu
yang tak kumengerti gerangan tujuan

mengapa kau tak berani berarti
berkata dan menjadi berani
tak lagi bergelut dengan ragumu

May 22, 2008

Mungkin

tak tampak jelas rasa yang terbaca
seperti kabut sore tersamar
turun mengaburkan mata
menyelaput seluruh tubuh

lalu kubaca itu sebagai
:rindu

mungkin,
entahlah,

May 9, 2008

Kamu Seperti Penari Trapeze

bergelayut ringan di ruangku
berkelebat melewati sisi-sisi renungku
sayang, tak terlalu kunikmati
seiring ingin ku sudahi pertunjukanmu
berharap tak pernah masuki arenamu

bukankah aku telah usai menontonmu
seperti katamu, cintamu tak cukup. Jadi,
perlu apa lagi aku menonton akrobatmu
jika si penari menari tanpa cinta

apa gerangan membuatmu bergelayut
lagi seakan ingin menari kembali
membuat hatiku tak henti berpikir
entah sesuatu menahanku, ingin berlari

kepada pertunjukan lain, penari lain mungkin

May 8, 2008

Celoteh di Atas Loteng

kau dan aku terduduk di atas loteng
tempat kita melepas lelah
masih berceloteh seputar irama hidup
kadang terkekeh mentertawakan kepedihan
juga keriangan, tak lupa kehebohan

kau dan aku tak henti berceloteh di atas loteng
menguap melawan segenap kantuk
menghimpun suka dalam pengharapan,
yang tak biasa

May 4, 2008

Waktu Hujan Jatuh di Akhir Minggu

membawa luruh duka di curahan air matanya
menggenang di sudut tanah kehidupan
yang kau tampung dalam genggam tanganmu

lalu kulihat diriku dalam segenggam air mata
masih di telapak tanganmu
dan selalu saja di senyum damaimu

Atas Nama Apa

kau lakukan
setiap tikaman di ulu hati
bertarung tanpa nama
bagai pahlawan salah kaprah

kau katakan
kasih adalah munafik
mengatur setiap laku
hanya seperti yang kau mau

tak semestinya
kau melebur bersama badai
lalu menjadi terlalu pengecut

April 28, 2008

Penyemai Badai

: Z

dari rahim manakah lahirnya badai di hatimu
berkecamuk begitu rupa seperti buta

citamukah serupa perupa bumi?

biarkan saja bunga bersemi disemai embun
atau hujan luruh di tepi cakrawala
berguguran di mata bahu, mengikis segala luka
yang masih tersisa di lengan baju


-------
still loving you, bro

April 16, 2008

Braga

(a walk to remember)

belum lama aku berjalan di ragamu
menyusuri semata langkahmu
menatap derai hujan yang tak mau reda

malam ini aku bersilang di tepimu
mengintip kerlip sinar matamu
menyeruput segelas kemabukan di malammu

ah, pilarmu masih saja sendu berdiri
menyimpan cerita dari abad yang berlalu
mencipta detak nadi yang tak kunjung lalu

lalu entah kapan kau mulai...
menawanku

April 9, 2008

Terlepas

hanya bersama sederet kata
berbalut kuasa

hanya bersama setitik keyakinan
berselimut kasih

mampu melepas luruh helaian gundah
yang bersemayam pada dasar hari
membawa senyum pelangi
di setiap tarikan nafas

Melodi Galau

irama hati mengalun galau
tak jelas nada yang terlantun

tak seperti membaca partitur
melodi berdenting tak menentu
sementara tangga nada bersembunyi
di dasar palung jiwa

melodi sendukah, melodi riangkah
kudengar saja setiap bait yang mengalir

April 4, 2008

Kaki Lelaki

jejak jejak kakimu terpampang jelas
tak butuh diselimuti pun tak sanggup berubah wujud

setiap langkah adalah penanda kehidupan
langkah mendaki bahkan menukik lepas

di ambang bayang-bayang senja
langkahmu tak jua terhalang
setia menapak berani
melangkah berteman makna

-------
i'm proud of you Dad
you never give up on life

Mata Hati

Ribuan kali kau menungguku
membentang lengan di jalan itu

Ribuan cinta mengalir dari hatimu
memeluk tangis yang meluruh

Ribuan putaran arus masa
tak lagi menggerus hasratku
merebah hati di kalbumu

Sejenak Saja

Sejenak aku menjauhkan langkah
berpaling dari sinar wajahmu,
meski tak sepenuh jiwa

Sejenak itu telah membaca kembali sadarku
tak ada rasa dapat melibas hadirmu
di relung napasku

April 3, 2008

Merekat Asa

masih

meresapi hari dalam selangit asa
yang tak pernah hilang
yang tak pernah sembunyi
yang selalu ada

Sendiri

bercerita tentang deru tawa dan ceria
merajut kata dalam celoteh masa

selalu saja
aku tak pernah sendiri berdiri

March 31, 2008

Menanti

masih lalu lalang sosok sosok di sudut mata
membawa ribuan cerita di sorot rautnya

masih menanti waktunya tiba
janji temu santap pada lengan malam

March 29, 2008

Menyongsong Mentari

sepertinya aku tak lagi takut kepadamu
tak perlu bersembunyi di balik teduh
berlindung dari tatap tajammu

sepertinya aku mau bersahabat denganmu
melepas hari di tengah koral gading dan ikan baring
meski terkadang sebaris kata masih mengusikku

alergi sinar matahari

Kemarin

kemarin bukanlah hari ini
berlalu memudar seiring bayangan

berpaling padamu hanya sebingkai nostalgia
berlaksa cerita terbaring lelap disana
menguntai senyum terlarut dalam suasana

March 23, 2008

Dermaga Hari

menatap rindumu
adalah cinta yang tak berujung
kemana aku dapat berpaling
jika rindu setia mengalun

lagi ku menatap hatimu
senyummu tak lekang mengembang
merangkai dendang hari mengalir indah

Menawan

hari masih biru
tawamu masih baru
rindumu terus menderu

melambaikan asaku

March 18, 2008

Aku Bukan Lilin

camkan itu!
tak seperti yang kau kira

luluh seiring nyala meletup
membekukan lelehan penanda luka

semakin redup ditemani bayang bayang
hanya bersinar bagi seorang bocah
mungkin berlatih membaca
mungkin meraih cita nya

aku adalah terang
bukan sekedar remang remang

Ketika Malam Tiba

serpihan atmosfir mu
tak kan pernah surutkan detak ku

bahkan sejuta tetes gelap mu
tak kan mungkin menangkup nyala ku

sang penakluk menolak takut
membalik gelap di sekujur penjuru
mengundang cahaya memusat terang

Satu Hari Menjelang

selalu hadirkan asa tak terhilang
menuai sukacita, bertumpu pada keyakinan

di tepi ufuk kelahiran mentari
kujelang sebuah hari bersama mimpi

Sebuah Nama

seperti tak berarti
hanya kebetulan yang terlintas
menjelma sapa yang melekat

ternyata kebetulan cuma istilah
selalu hadir alasan menuju makna
juga sebuah tujuan memahat citra

Caroline Christian

wanita kuat yang lemah lembut
penuh suka cita sebagai pengikut
Kristus


jadilah seperti namanya

Kambing Hitam

diantara
kambing burik,
kambing sipit,
kambing lucu,
kambing pincang,
kambing kabur

kenapa manusia harus butuh kambing hitam?

Pada (Yang tak Pernah Salah)

pada matahari yang tak lupa
bersinar

pada bulan yang setia
penuh damai

pada hati yang penuh
cinta

kulabuh harapanku

Setengah Kebangkitan

Kenapa mesti setengah setengah
Kita buat menjadi penuh!

Tanpa bertuju mengangkat angkuh
Tanduk kepala

-------
sesaat berbincang bersama

seorang kakak: Simon Irianto

Buat Apa

Bukan artinya aku tak ingin kaya
Buat apa harta bertebaran tanpa pernah habis kau pakai
Pula tak bisa memaksa bahagia untuk menetap di kalbumu

Bukan artinya aku ingin miskin
Hidup menderita merana dan selalu terhina
Memenuhi hari dengan kesusahan juga menyusahkan

Cukuplah untuk diri menjadi tak berkekurangan
Memeluk bahagia dalam hari-hariku

Tersenyum kau mengusikku, menyalakan bara api di relungku
“Tak cukup!” kau bilang

“Kamu perlu menjadi lebih dari sekedar kaya untuk dirimu”

Buat apa? “Banyak!”

“Membuka mata terkatup lalu menyemai lebih banyak ladang,
kemudian menabur benih mimpi di setiap hati”

Ide bagus!

Takut dan Ketakutan

bayang-bayang kadang membelengguku
mencengkram sekuat predator pemangsa
menarikku keluar dari jalan setapak yang harus kulalui
seperti hantu yang membuatku terseok tak pasti

klik!
jari-jari yang berjentik meronakan merah di pipi
tersadar dari hipnotis diri yang terlalu lama
kusadari jalan tak harus kulalui begitu

aku bisa berlari mengejar matahari
tak butuh peduli seberapa kuat kakiku mengayuh langkah
sejauh mana aku bisa, hanyalah bergantung pada kekuatan hati
selalu ada batas yang bisa diterobos

dan tak perlu lagi ketakutan itu

March 13, 2008

Merasuk

menusuk begitu dalam
memisahkan sendi-sendi dan sumsum
begitulah caramu

membuat jurang perbedaan
antara pikiran dan ketetapan hati
antara kematian dan kekekalan

lalu menabuh genderang sukacita
di hariku

Hari

kamu seperti berkejaran di kepalaku
kadang melenggang santai
tak jarang berlari sekuat kau bisa

kau tahu...
aku selalu menyukaimu

March 4, 2008

Rumput Hijau

Terbaring beralas rerumputan hijau
Memecah seribu gelombang amarah
Membawa terbang berjuta memori mimpi
menempelnya pada setiap gumpal awan putih

Terbaring disini aku menanti tatapmu
Mengundang pagi kembali bersemi

February 28, 2008

Pelompat Tembok

tembok disana memancang angkuh
mengisolasi ruang diri dalam sunyi
terkungkung dibatas ketakutan

langkah pertama, memandangi tembok
kedua, mengumpulkan keyakinan
menghadapi keraguan, adalah ketiga
kemudian, melompat!

Horey! Lompatan kemenangan!
didapati diri tanpa batas, sanggup menantang dunia

February 27, 2008

Selasa Lalu

Selasa tlah berlalu
Rabu singgah menanti

Terima kasih kau buatku melewati hari

February 25, 2008

Pelajaran Hati

Seragam putih merah, putih biru, putih abu
Masuk pukul tujuh hingga lonceng membawamu kembali
Berjejal tugas masih menanti di bilik
Satuan kredit semester terus mengejar
Bertemu pengajar berkaus putih celana jeans biru
Memuncak saat toga membalut tubuh

Ternyata…
Belajar sekian tahun tak membuatmu pandai
Membaca hatiku

Hari Baru

Langit biru menggelora diri,
ditangan maestro mentari menari oranye
Meresapi hari dalam buaian warna,
tersenyum aku memicingkan mata

Langit baru terbentang luas

Percakapan Minggu

Kembali aku berbincang, bukan untuk kembali
Menegas posisi hati, dimana aku berdiri

Kemarin adalah berlalu, tak butuh kusesali
Pun tak rindu terulangi

Entah yang kau tangkap dari peduliku
Jelas aku tak berminat menunggumu

Maafku, kasihku, dukunganku, terpatri tulus
Bagi mu sahabat tak lebih

February 23, 2008

Selaras

aku rindu

hati
pikir
rasa
tingkah

selaras serta hatimu

Sudahlah

pergilah dari hariku
kau tak bisa bayangi langkahku
tak kan sanggup tahan lajuku

buat apa kau setia mengusik
menelusupi jeda diskusi solusi
melintas seolah pariwara media

pergilah dari hidupku
kecuali kau punya alasan
untuk berdiang di masa ku

February 22, 2008

Telepon

:Efan Tanmas

kembali kau bersuara

terdengar cakap dari tepi pulau
berceloteh ringan
berdehem berulang
tertawa riuh

pelipur di akhir malam

Pahlawan Generasi

: GA crew

membawa bendera cinta kau menapak
bergerilya di sudut persimpangan
tak jarang dingin menyurutkan semangat

ketika tindakan tak lagi berarti
kau berlutut menangis, mengharap
esok akan melahirkan kemenangan

perisai pasti tergenggam
senjata selalu dipertajam
kekuatan terus diperbesar

para pahlawan tak lagi menyerah
hanya untuk sebuah derita
mantap melaju di tengah perang

setiap langkah menuju gemilang
kemenangan telah terengkuh

Jembatan Pelangi

Mengapa harus beranjak untuk berpaling kembali
Keping hati terlalu mahal untuk setumpuk lara

Ku rindu berkelana meninggalkan seluruh

jejak yang menetes di pelupuk hari
Meniti merah hijau pelangi di ujung hujan
merinai makna disela cahaya

Mengapa harus beranjak untuk berpaling kembali
Ingin kuhapus sepenggal cerita hati

Bolehkah ku beralih ke sisi mentari
Melabuh hati di aura hangat jiwa

February 21, 2008

Kemana Kata

Kemana perginya tiupan angin
menghilang diantara gemerisik
daun bambu. Bersama kata-kataku

Aku mencari disetiap jeda, masih tanpa
kata, entah bersembunyi dimana

sepertinya aku merindukanmu
berkejaran di rongga kepalaku

Sepanjang Hari

Kamis,
Aku terbangun dari mimpi yang tak tercatat
di diary tidur yang terlelap
Masih terlalu pagi untuk memulai hari

Kamis pagi,
Senyummu mewarnai ruang tidur putih biruku
menyapu segala canggung menghadap hari baru
Terlantun kata “kuberi yang kau butuhkan”

Kamis ini,
Pasti melintas indah tanpa butuh disinggahi cemas
Mantap kata menjelma nyata bersama
belahan hati selalu serta

February 19, 2008

Cinta Surga

: Betania Eden

bagaimana bisa cinta
membuatmu tak beranjak
tetap berpijak
diterjang seribu topan


aku ingin sepertimu
cinta yang tak meminta

Anak Panah dan Pahlawan

pahlawan, busur telah kau genggam
kau lawan segala angkara yang sedang murka
bersarang pada kata juga percaya
setia berdiri menunggu

melintasi kawah hitam hutan biru kau mencari
aku. sebatang kayu untuk kau raut
terasah tajam nan indah bagai permata
siap ditembakkan tepat menancap
menghentikan detak sang lawan

tak sekalipun kau buangku dari tabung panahmu
ditangan sang pahlawan alam
kitalah penakluk segala lawan

-------
Seperti anak panah di tangan pahlawan,

demikianlah anak-anak pada masa muda

February 16, 2008

Alergi

Bertatap denganmu membuatku jengah
Sinar matamu menusuk pori-pori
Mengalirkan tetesan peluh sekujur tubuh

Kau tahu?
Kujelang dua malam nyaris tanpa tidur
Merasakan ulahmu yang menyakitkan

Setiap jengkal tubuhku terasa ngilu
Ditelusuri gatal menganggu
Berkoloni menebar noktah-noktah merah

Ringan dokter memvonisku
: alergi sinar matahari

February 14, 2008

Cokelat

cokelat tak lagi pekat
semarak bersama warna
merah, putih, biru

pink adalah coklat hari ini
berbentuk hati berhias pita
terukir sebuah kata
‘Love’ untukku

Mengejar Mimpi

Ribuan jam mengejar mimpi
Mengisi hari dengan berlari
Membagi visi di setiap perbincangan

Janji temu terus dibuat
Selalu ada yang harus diingat
Rutinitas tak juga boleh terlupa

Lalu...

Langit menjatuhkan gerimis pagi
Membawa sekelebat awan kelabu
Tak ketinggalan dingin yang menyengat
Membuatku lupa semua arti penat

Rejuvenation

Bersama perbincangan akrab dengan sahabat terbaik
Menakar rasa dan menuang sesendok pengertian
Menikmati seduhan rasa yang teracik di kedai kehidupan
Secangkir hidangan hangat di dinginnya gerimis kota tengah malam

February 10, 2008

Pria Berwajah Lurus

: Filipus Jonathan

pria berwajah lurus
menekur dalam pada setiap ucap
entah merenung entah menimbang

sering aku heran bukan buatan
bersebelah dengan pria tanpa jawaban
terkadang mendongkrak darah sampai ubun-ubun

sebiasa manusia biasa, ia pikir dirinya
tak sadar segudang cahaya terpendam dalam diri
tergodakah kau untuk menggali? Ayolah!

ringan dan berani, kau butuh menyelam
kedalaman: metamorfosa
berlarilah bila perlu, kejar destiny mu
biarkan sesosok kepala menjelma gemerlap di dirimu

-------
Akhirnya ku lukis sajak untuk sahabat menahun
Sesuai pesananmu di malam tahun baru lunar
Berikut nota terima kasih atas persahabatan

Ajari Aku Melukis

Sebab aku ini penulis
Bukan sekedar pembaca budiman
Kuukir hidup bersama mata pena:
Integritas

Tapi aku ingin melukis
Menikmati sensasi berlaksa warna
Menghembus nafas pada kosakata
Pula bermetafora dibalik estetika

Ajari aku melukis kata
Gemulai meliukkan makna
Terpajang pada dinding galeri hati

February 9, 2008

Penari Surga

melabuhkan hati pada langgam nada
menjawab kerinduan di lubuk ruang

menari langkah berlari
melayangkan raga ke udara
mengangkat lengan menembus surga

Sepenggal Kisah: Prajurit Bulan

: Yulius Lukmana

Belum lama sang bulan bergegas
Gigih berjuang seumpama prajurit
Melawan kelam kombinasi keraguan

Masih tersamar ketakutan di cahyanya
Bukan soal, asal bulan bertekad berpendar
Aku tersalut memandang bulan berjuang
Untuk bersinar

Sayangnya sang bulan tertunduk pilu
Padahal malam baru saja tiba
Begitu kusut laksana prajurit kalah,
Tepat ketika perang baru berkobar

Malam akan terus singgah di bimasakti
Semoga kau tak menciut di angkasa
Tak kan serupa dengan pengecut

Pantanglah menyerah prajurit!
Bersama Sang Panglima Alam
Menangkan perangmu di jagad raya!

Sunyi (2)

Tak lagi aku perlu menunggumu
Sunyi mu usang berlalu


Kujejak kaki berlari
Selalu berani

Biru Rindu

sontak jantung gelisah dalam dada
gegap gempita mendadak sunyi
menyeruak tak terperi

kemana perginya warna
malah gulana mengisi jiwa
genderang di tabuh mengusir
kelabu, kusambut dingin biru
rindu

February 7, 2008

Dengarlah

Aku harus menghadang waktu
bukan terseok-seok
mengiringi derap detiknya

Teguh aku berlutut,
sendengkan daun telinga
acuhkan sang waktu

Akhirnya ku resapi
hidup dan kehidupan
memanen buah pendengaran

February 6, 2008

Sepasti Impian

Matahari begitu hangat tanpa sengat
Menyelimuti setiap helaian rerumputan
Diselanya langkah-langkah kecil berlari
Menari-nari riang tak peduli galau

Sang guru menuntun kaki-kaki kecil mereka
Membaca dunia dalam permainan seru
Menendang setiap jengkal kebodohan
Mengundang pewahyuan hikmat

Wajah-wajah mungil akan mengukir dunia
Menorehkan semangat hidup
Memancarkan spektrum sejuta warna
Memateraikannya diatas cinta

Kawan, ini tak kan hanya mimpi
Terlalu nyata hanya untuk menjadi mimpi
Aku tahu

pasti: Ini sekolah!

Kehidupan adalah ruang belajarnya
Cinta adalah kurikulumnya
Keyakinan adalah gurunya

Liliput Berbadan Raksasa

“Aku tak mau beranjak”
Anak besar itu menjerit geram
Perubahan terlalu absurd buat si kerdil

Raganya tak lagi mungil
Tapi jiwanya tak kunjung tumbuh
Pantaskah ia disebut dewasa?

Cassiopeia

: Dede Nirwana

Anak kecil meluruh dewasa
Berlari-lari melintasi waktu
Memikul luka, membaca kehidupan
dalam cerita yang salah

Kami terus disini,
Mencairkan embun di pelupuk mata
Menekuk lutut, menghancurkan hati
dalam sekeranjang cinta

Layaknya pahlawan pantang mundur
Pesona cintaNya pantang pudar
Kamipun lantang bersepakat denganNya

Kami menangis untukmu
Kami tertawa
untukmu dan hari depanmu

Kamulah Cassiopeia
Memancar benderang dekat polaris
Di suatu tempat di belahan bumi

Tanpa Ragu

Tanyakan padaku
Apa bahagia itu


Tanpa ragu aku bahagia
Saat ini
Sekarang dan nanti

Janji

Terdiam dan berbisik
“Adakah dia akan datang?”


Suaranya angin yang lembut
“Pasti”

“Tak terlalu lama
kan?”

“Baiklah, akan kutunggu
sampai semua janji kau penuhi"

Menulis

Mari menulis berlembar keceriaan
di atas kain putih
yang selalu bersih

Peluk Hangat

senyummu seutas tali yang meretas
pelukmu layaknya senja yang hangat
tempatku selalu pulang
setiap waktu

Ah,

Kalau ada yang bisa, kamulah orangnya
Ada sesuatu yang kamu punya dalam diri


Lagi mereka bilang begitu padaku

Ah, seharian ini aku hanya ingin pulang dan bilang
Aku tak pernah bisa tanpamu

Kau Bilang

Manusia tak lebih dari hembusan napas
Mana bisa menjadi tumpuan


Keyakinan adalah kematian
Kalau tak pernah dilakukan

Cinta adalah kesabaran
Membawa sirna semua ketakutan

Harapan adalah sauh yang kuat
Terlabuh pada keping hati kekal

Ku bilang
Aku tak pernah lupa sesuatu
: Cintamu padaku

Kata

Dalam tawa kita bisa melihat
Sebuah hati atau
Segenggam kepalsuan?


Dalam tangis kita bisa merasa
Segores kepedihan atau
Setangkup haru?

Dalam kata kita menjadi tahu
Sebongkah kebohongan atau
Seluas jendela hati

Sebuah Percakapan

Angin
Hujan
Musim
Semuanya terus berganti

Juga percakapan

Lalu apa yang harus kupegang?

Kau

Kalau ada ranting yang tak goyah
Itu aku


Kalau ada tangan yang tergapai
Itu aku

Kalau ada kitab yang terbuka
Itu aku

Kalau ada anggur yang tercurah
Itu aku

Kalau ada lentera yang bersinar
Itu aku

Sesungguhnya itu bukan aku
Itu Kau

Pertemuan

Sekali itu aku bertemu dengan kekuatiran
Ia begitu menakutkan dan membuat hariku muram

Lalu aku bertemu kesedihan
Ia memelukku erat sampai aku harus menyeret langkahku

Tanpa kuduga aku bertemu kemarahan
Mencengkramku kuat hingga menyesakkan dada

Tak kubiarkan kekecewaan menghampiriku
Menggoyahkan langkahku apalagi menjatuhkanku

Sesudah semuanya itu, aku bertemu kedamaian
Suaranya begitu lembut terdengar menenangkan

Sekalipun di tengah
gunturdan angin ribut
Dengan tenang aku mendengar suaranya
Begitu damai

-segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan kekesalan hati-

Kapan

Pada temaram yang dingin?
Pada pagi yang sesak?
Pada isak yang tak lagi basah?
Pada setapak yang tak lagi tak berujung?

Disini

: Jeremiah 17.7

Kurengkuh harapanku dalam pesona matamu
Merajut pandangmu di relung hatiku


Duniaku selalu terkait di sudut hatimu
Tangan ini selalu tergapai meraihmu

Tak kan sia-sia aku berdiri
Memahat hidup bersamamu

Setangkai Doa

Kurangkai dukaku dalam kata
Sepertinya itu tak berarti bagimu
Kesediaan tak pernah berubah menjadi makna


Aku memandangi matamu
Mencoba menerobos masuk dalam duniamu
Tak sanggup aku menarikmu keluar

Tak ada yang tak bisa jika kau mau
Walau tak pernah semudah mengangkat tangan

Jangan menangisi harimu
Karena hidup selalu lebih bermakna dari sekedar sesal

Sunyi

Pernah aku menunggumu
Menggendong sekantung luka dipangkuan

Berkali-kali aku menunggumu
Tanganku terbebas tak lagi kugenggam kantung itu

Lagi-lagi aku menunggumu
Merenungi sunyimu dalam deraian kepedihan
Ingin tenggelamkan tangisku dalam dekapmu

Tak peduli angin membawa kita tersesat
Jalan setapak pasti akan menyapa kita

Aku masih menunggumu
Ingin ku bawa secangkir teh hangat, menemani kita

Kepala Sakit

Tanganku terluka, berdarah
Terasa sakit sekali

Lalu tanganku tak lagi berdarah
Saat tersentuh,
kenapa tetap sakit?

Ternyata sakitku bukan lagi
Tanganku, ternyata kepalaku
Kepalaku masih berpikir sakit
makanya tanganku sakit

Buang saja kepalamu…
Bukan!
Buang saja pikiran sakit dikepalamu
Kamu pasti sembuh

Aneh


Aneh, kita semua mempertahankan kesalahan
lebih berani daripada membela kebenaran

-Kahlil Gibran-

Permenungan

Dirimu egois, tak berikan
kesempatan kesukaan:
menghiburmu. Ingat,
kau tak bisa melarangku untuk
berdoa: kasih yang sempurna.

Kau muram semalam suntuk.
Malah kadang terdengar juga
jeritan-jeritan, apalagi
tangisan yang suka merasa
sok penting dan selalu ikut
ambil bagian. Aku terpana.

Akhirnya aku menantikan
dirimu dalam sebuah senyuman
manis. Mungkin di hari natal,
bahkan valentine yang hangat.

Padahal cinta hanya berkisar
antara ada dan tiada. Namun
memang tak pernah kau temukan
pengertian atas sebuah tulisan.

Dan Tuhan gelisah saja di saban
waktu. Dirimu egois, tak berikan
kesempatan kesukaan: menghiburmu.
Ingat, kau itu begitu tersayang.
Sehingga kami mulai berdebat:
Siapa yang berani menemanimu?

-Steven menulis-

Berlari

menetapkan hati, membawa kaki
berjejak melangkah

hati, kubawa berlari
melintasi ruang hanya bersamamu

Sampai kau berkata
'jangan berlari sendiri'

8 desember 2007