May 29, 2008

Memulih

tutur kata tak lagi mampu
membaca diri setiap ku jatuh
dalam dekap hadirmu

asaku kembali memulih
seiras kata tanpa terpahami
hanya seruan menggali jiwa

bertepi pada rindu selalu
di sisimu

May 27, 2008

Tetap Saja

luka itu tertoreh tanpa kau mau

tetap saja terasa sakit
padahal perih itu telah mengenalmu
masih saja kau berikan padaku
padahal hutan ketakutanku telah kau jelajahi

tak kucoba melempar salah untukmu
hanya berkata, cepatlah sembuh hatiku
melelehlah dari dingin yang ngilu

-------
8127-818

May 25, 2008

Selamat Pagi

pagi masih malu melawan kelam
tak perlu ku bersilang sedan
ini hari baru terlahir bersama takdir
menyapa manis bersama cahaya
melonjak riang bersama citamu dalamku

May 24, 2008

Aaaaaaaaaaa

ku membebas semua rasa
melepas setiap gundah
membaur bersama angin
yang terbang lalu

lalu lupa akan gundah

Berkaca pada Hati

aku tak lepas dari kebingungan
menjeratku dalam rupa kebimbangan
tak tahu pasti apa yang kau mau

terlalu sembunyi rasamu dariku
hanya sebuah pesan dari temanmu
yang tak kumengerti gerangan tujuan

mengapa kau tak berani berarti
berkata dan menjadi berani
tak lagi bergelut dengan ragumu

May 22, 2008

Mungkin

tak tampak jelas rasa yang terbaca
seperti kabut sore tersamar
turun mengaburkan mata
menyelaput seluruh tubuh

lalu kubaca itu sebagai
:rindu

mungkin,
entahlah,

May 9, 2008

Kamu Seperti Penari Trapeze

bergelayut ringan di ruangku
berkelebat melewati sisi-sisi renungku
sayang, tak terlalu kunikmati
seiring ingin ku sudahi pertunjukanmu
berharap tak pernah masuki arenamu

bukankah aku telah usai menontonmu
seperti katamu, cintamu tak cukup. Jadi,
perlu apa lagi aku menonton akrobatmu
jika si penari menari tanpa cinta

apa gerangan membuatmu bergelayut
lagi seakan ingin menari kembali
membuat hatiku tak henti berpikir
entah sesuatu menahanku, ingin berlari

kepada pertunjukan lain, penari lain mungkin

May 8, 2008

Celoteh di Atas Loteng

kau dan aku terduduk di atas loteng
tempat kita melepas lelah
masih berceloteh seputar irama hidup
kadang terkekeh mentertawakan kepedihan
juga keriangan, tak lupa kehebohan

kau dan aku tak henti berceloteh di atas loteng
menguap melawan segenap kantuk
menghimpun suka dalam pengharapan,
yang tak biasa

May 4, 2008

Waktu Hujan Jatuh di Akhir Minggu

membawa luruh duka di curahan air matanya
menggenang di sudut tanah kehidupan
yang kau tampung dalam genggam tanganmu

lalu kulihat diriku dalam segenggam air mata
masih di telapak tanganmu
dan selalu saja di senyum damaimu

Atas Nama Apa

kau lakukan
setiap tikaman di ulu hati
bertarung tanpa nama
bagai pahlawan salah kaprah

kau katakan
kasih adalah munafik
mengatur setiap laku
hanya seperti yang kau mau

tak semestinya
kau melebur bersama badai
lalu menjadi terlalu pengecut