March 31, 2008

Menanti

masih lalu lalang sosok sosok di sudut mata
membawa ribuan cerita di sorot rautnya

masih menanti waktunya tiba
janji temu santap pada lengan malam

March 29, 2008

Menyongsong Mentari

sepertinya aku tak lagi takut kepadamu
tak perlu bersembunyi di balik teduh
berlindung dari tatap tajammu

sepertinya aku mau bersahabat denganmu
melepas hari di tengah koral gading dan ikan baring
meski terkadang sebaris kata masih mengusikku

alergi sinar matahari

Kemarin

kemarin bukanlah hari ini
berlalu memudar seiring bayangan

berpaling padamu hanya sebingkai nostalgia
berlaksa cerita terbaring lelap disana
menguntai senyum terlarut dalam suasana

March 23, 2008

Dermaga Hari

menatap rindumu
adalah cinta yang tak berujung
kemana aku dapat berpaling
jika rindu setia mengalun

lagi ku menatap hatimu
senyummu tak lekang mengembang
merangkai dendang hari mengalir indah

Menawan

hari masih biru
tawamu masih baru
rindumu terus menderu

melambaikan asaku

March 18, 2008

Aku Bukan Lilin

camkan itu!
tak seperti yang kau kira

luluh seiring nyala meletup
membekukan lelehan penanda luka

semakin redup ditemani bayang bayang
hanya bersinar bagi seorang bocah
mungkin berlatih membaca
mungkin meraih cita nya

aku adalah terang
bukan sekedar remang remang

Ketika Malam Tiba

serpihan atmosfir mu
tak kan pernah surutkan detak ku

bahkan sejuta tetes gelap mu
tak kan mungkin menangkup nyala ku

sang penakluk menolak takut
membalik gelap di sekujur penjuru
mengundang cahaya memusat terang

Satu Hari Menjelang

selalu hadirkan asa tak terhilang
menuai sukacita, bertumpu pada keyakinan

di tepi ufuk kelahiran mentari
kujelang sebuah hari bersama mimpi

Sebuah Nama

seperti tak berarti
hanya kebetulan yang terlintas
menjelma sapa yang melekat

ternyata kebetulan cuma istilah
selalu hadir alasan menuju makna
juga sebuah tujuan memahat citra

Caroline Christian

wanita kuat yang lemah lembut
penuh suka cita sebagai pengikut
Kristus


jadilah seperti namanya

Kambing Hitam

diantara
kambing burik,
kambing sipit,
kambing lucu,
kambing pincang,
kambing kabur

kenapa manusia harus butuh kambing hitam?

Pada (Yang tak Pernah Salah)

pada matahari yang tak lupa
bersinar

pada bulan yang setia
penuh damai

pada hati yang penuh
cinta

kulabuh harapanku

Setengah Kebangkitan

Kenapa mesti setengah setengah
Kita buat menjadi penuh!

Tanpa bertuju mengangkat angkuh
Tanduk kepala

-------
sesaat berbincang bersama

seorang kakak: Simon Irianto

Buat Apa

Bukan artinya aku tak ingin kaya
Buat apa harta bertebaran tanpa pernah habis kau pakai
Pula tak bisa memaksa bahagia untuk menetap di kalbumu

Bukan artinya aku ingin miskin
Hidup menderita merana dan selalu terhina
Memenuhi hari dengan kesusahan juga menyusahkan

Cukuplah untuk diri menjadi tak berkekurangan
Memeluk bahagia dalam hari-hariku

Tersenyum kau mengusikku, menyalakan bara api di relungku
“Tak cukup!” kau bilang

“Kamu perlu menjadi lebih dari sekedar kaya untuk dirimu”

Buat apa? “Banyak!”

“Membuka mata terkatup lalu menyemai lebih banyak ladang,
kemudian menabur benih mimpi di setiap hati”

Ide bagus!

Takut dan Ketakutan

bayang-bayang kadang membelengguku
mencengkram sekuat predator pemangsa
menarikku keluar dari jalan setapak yang harus kulalui
seperti hantu yang membuatku terseok tak pasti

klik!
jari-jari yang berjentik meronakan merah di pipi
tersadar dari hipnotis diri yang terlalu lama
kusadari jalan tak harus kulalui begitu

aku bisa berlari mengejar matahari
tak butuh peduli seberapa kuat kakiku mengayuh langkah
sejauh mana aku bisa, hanyalah bergantung pada kekuatan hati
selalu ada batas yang bisa diterobos

dan tak perlu lagi ketakutan itu

March 13, 2008

Merasuk

menusuk begitu dalam
memisahkan sendi-sendi dan sumsum
begitulah caramu

membuat jurang perbedaan
antara pikiran dan ketetapan hati
antara kematian dan kekekalan

lalu menabuh genderang sukacita
di hariku

Hari

kamu seperti berkejaran di kepalaku
kadang melenggang santai
tak jarang berlari sekuat kau bisa

kau tahu...
aku selalu menyukaimu

March 4, 2008

Rumput Hijau

Terbaring beralas rerumputan hijau
Memecah seribu gelombang amarah
Membawa terbang berjuta memori mimpi
menempelnya pada setiap gumpal awan putih

Terbaring disini aku menanti tatapmu
Mengundang pagi kembali bersemi