hujan celotehmu terasa sejuk menemani secangkir teh di sore hari bersama gelombang kata yang menggelora membentuk pusaran cerita yang berujung pada mimpimu tentang semangkuk laksa
dan hari masih belumlah gelap untuk tenggelam dalam lautan kata yang terlalu dalam
aku terbangun dan segenap dunia masih saja berputar seperti mimpi yang tak selesai meski jam telah beranjak tua disaat peluh terus membayang, meretas setiap gamang
aku tak meminta menjadi agung, hanya saja mataku tak bisa berpaling itu yang kutahu hampir sepanjang sadarku, juga di waktu tak sadarku
maukah kau menjagaku dalam buaian mimpi-mimpi? sebab kutakut mataku hanyut dalam putaran dan melimbung