September 30, 2009

Di Kesunyian

suatu saat aku ingin mendaki
dan kemudian berhenti di kesunyian

sementara hujan dan angin yang menyapa
hanya membawa luruh semua rasa yang tak perlu
lalu melepas senyum di kesunyian

semakin lekat denganmu

September 27, 2009

Sendiri

berteman secangkir teh
kuseruput senja di bahu jalan,
memilah-milah hari yang terserak

dan ku tumpuk sembarangan di benakku

lalu kutulis berlembar-lembar rindu
dan kuikat dengan benang-benang tanya

untuk kugantungkan di rantingmu

sesaat sinar matahari menembus awan pekat
mendadak jelaslah semua bayangan,
aku lah ranting itu dan engkaulah matahari

tak bosan sinarmu menerobosi gelap hari

September 26, 2009

Ketika Bapa Berkata

jangan bersedih, anakku
engkau akan melihat jalan-jalanmu diperbaharui
dan tangan ku sendiri yang akan menuntunmu
berdiamlah dan engkau akan melihat perbuatanku bagimu

seperti gelombang laut yang tidak akan berhenti
dan seperti sungai yang memancar di gurun
demikianlah kebenaranku akan memuaskanmu

jangan lupa, nak
berjalanlah dan perhatikanlah langkah-langkahmu
sebab aku penebusmu dan akan selalu menjagamu

September 25, 2009

Tolong Berhenti

tolong berhenti
menyayat awan di mataku
menikam setiap detak di jantungku

September 24, 2009

Perbincangan Hati

pusaran itu kian menggila
membuatku tak lagi tahu
kemana aku perlu memacu

meski rindu ini tetap disisimu

seperti kebas yang dingin
saat hatimu terpotong
dan kau hanya bisa menatapnya

tetap saja aku mencintaimu

Air Mata, Angin dan Dirimu

mendadak aku ingin menjadi air mata,
jatuh menetes tanpa hendak tahu kemana,
tak peduli sebagai apa

yang ku tahu aku telah menjelma menjadi angin,
hingga dingin tak lagi menerpa
karena aku lah angin

dan seluruh rasa luluh di depanmu
semoga kau tahu

September 21, 2009

Sepucuk Pesan Kepada Hati

menangislah hatiku
biar luluh segala maskaramu

biar saja bibirmu tak mampu bergeming
dan kakimu menegang runtuh

dan rindu membawamu pulang
di rumah persembunyian yang aman
sampai kau mengerti
asa mu tak pernah hilang
Ku genggam erat dalam pelukKu
tanpa seorangpun boleh membawanya pergi

Kelu

separuh nafasku meredup
terbawa angin membara di siang hari
dan sekuat hati aku mencoba berdiri
menepis rapuh diantara puing-puing hati

berjalan sajalah seperti inginMu
sebab telah ku kubur setiap kata
hingga denting tetes hujan menjadi melodi
mengajak hatiku menari di bawah rinainya

September 8, 2009

Rahasia Hati

seperti surat tertulis yang kau telusuri
dengan teropong hati yang selalu terhubung

kertasnya berakar cinta
dipenuhi sulur-sulur rindu menjalar
merambati tepian waktu

dan hadirmu
yang pasti ditunggu

September 7, 2009

Janggal

musim yang tiba-tiba datang
gantikan panas menguap

serta merta lirih membisik
dalam deras air mengalir

meski tanpa sentuhan mata
seperti semestinya

tetaplah mengalir
tanpa meragu

meski tak mampu tahu
dimana waktu bermuara

Jangan Pernah

dan hujan melucuti segala lara,
meleburkan amarah hingga sirna,
membalut selaksa lara

ketika kau tak pernah
berhenti menari
menyambut hujan

(after sushi talk)

September 6, 2009

Angkara

: SI

lelahku bicara
ketika hati tak lagi bermakna
dan pengertian adalah lonceng
yang enggan berdentang

di pintu keberangkatan, ku
masih berharap angin akan
mendinginkan lukamu