February 6, 2008

Permenungan

Dirimu egois, tak berikan
kesempatan kesukaan:
menghiburmu. Ingat,
kau tak bisa melarangku untuk
berdoa: kasih yang sempurna.

Kau muram semalam suntuk.
Malah kadang terdengar juga
jeritan-jeritan, apalagi
tangisan yang suka merasa
sok penting dan selalu ikut
ambil bagian. Aku terpana.

Akhirnya aku menantikan
dirimu dalam sebuah senyuman
manis. Mungkin di hari natal,
bahkan valentine yang hangat.

Padahal cinta hanya berkisar
antara ada dan tiada. Namun
memang tak pernah kau temukan
pengertian atas sebuah tulisan.

Dan Tuhan gelisah saja di saban
waktu. Dirimu egois, tak berikan
kesempatan kesukaan: menghiburmu.
Ingat, kau itu begitu tersayang.
Sehingga kami mulai berdebat:
Siapa yang berani menemanimu?

-Steven menulis-

No comments: